“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo (MG) 6,0,” ungkap Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangan resminya, Jum’at (30 Juni 2023)
Sementara itu, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,63° LS ; 110,08° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 81 Km arah Selatan Kota Wates, Daerah Istimewa Yogyakarta pada kedalaman 67 km.
Daryono mengatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault ).”
1. Lempeng Indo-Australia
Penyebab gempa yang terjadi salah satunya adalah akvititas Lempeng Indo-Australia mempunyai luasan sekitar 58,9 juta kilometer persegi. Kemudian, Lempeng Indo-Australia dibentuk dari unifikasi lempeng antara lempeng Australia dan lempeng India selama jutaan tahun silam.
Di wilayah Indonesia, Lempeng Indo-Australia berada di bagian timur, yaitu pulau Papua dan juga pulau Nusa Tenggara Timur saling berhubungan satu sama lain, dengan Lempeng Eurasia di sebelah barat dan di sebelah utara bertemu dengan Lempeng Pasifik.
2. Lempeng Eurasia
Wilayah yang dicakup oleh Lempeng Eurasia. Lempeng Eurasia adalah lempeng utama terbesar ketiga. Terdiri dari sebagian besar Eropa, Rusia, dan Asia serta beberapa cekungan sub-samudra (Cekungan Eropa Barat, Norwegia, Lofoten, Aleut, dan Tiongkok selatan).
Hampir seluruh wilayah benua Eropa dan Asia berada di lempeng yang satu ini.
Hingga saat ini, Eurasia menjadi lempeng yang paling aktif dalam hal geologi.
Akibatnya, di daerah yang dilewati lempeng ini sering terjadi kejadian gunung berapi dan gempa bumi.