Inggris – Dalam tiga minggu terakhir,Inggris kerahkan jet tempur sebanyak 21 kali sebagai respons terhadap pesawat Rusia di bawah operasi pengawasan udara NATO di wilayah Baltik Eropa.
Pesawat tempur Typhoon Royal Air Force (RAF), yang saat ini beroperasi di luar Estonia, merupakan bagian dari pesawat “peringatan reaksi cepat” yang digunakan oleh aliansi Barat untuk menjaga keamanan di wilayah Eropa timur, seperti yang dikutip dari AFP pada Minggu (25/6/2023).
Inggris Kerahkan Jet Tempur Sebagai Pengawasan Terhadap Rusia
Tanggapan mereka muncul di tengah meningkatnya ketegangan dengan Moskow atas perang yang sedang berlangsung di Ukraina, yang untuk sementara dibayangi akhir pekan ini oleh pemberontakan di Rusia oleh kelompok tentara bayaran Wagner Group.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Typhoon, yang telah beroperasi dari pangkalan udara Estonia sejak Maret, diluncurkan untuk memantau pesawat Rusia ketika mereka gagal menanggapi agen lalu lintas udara.
Mereka mengawasi langit di atas Baltik bersama angkatan udara Portugal dan Rumania yang berbasis di Lithuania.
Pesawat Rusia yang dicegat termasuk jet tempur Su-27 serta pembom jarak jauh, dan pesawat pengangkut dan pengumpulan intelijen.
Misi peringatan reaksi cepat melihat awak angkatan udara NATO mempertahankan “kesiapan tinggi yang konstan untuk memastikan mereka dapat mengudara pada saat itu juga,” kata Kementerian Pertahanan Inggris, sebagaimana dikutip dari AFP, Minggu (25/6/2023).
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan pencegatan itu adalah “pengingat yang gamblang akan nilai pertahanan kolektif dan pencegahan yang diberikan oleh NATO”.
“RAF telah beroperasi bersama sekutu kami selama tiga minggu terakhir untuk memastikan negara anggota dan negara mitra kami terlindungi, dan mereka dapat diyakinkan akan komitmen berkelanjutan kami untuk memperkuat keamanan Eropa bersama mereka yang memiliki nilai-nilai yang sama dengan kami,” tambahnya.
Saat dikerahkan ke Estonia, RAF juga mengambil bagian dalam beberapa latihan udara besar dengan sekutu NATO, termasuk “Latihan Pembela Udara”, yang oleh kementerian digambarkan sebagai yang terbesar sejak akhir Perang Dingin.
Latihan ini menampilkan lebih dari 250 pesawat dan 10.000 personel dari 25 negara.