Samarinda – Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara merupakan wujud pembangunan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD) sesungguhnya. Dengan TOD memudahkan mobilitas masyarakat dari hunian ke tempat kerja.
”Kalau ada yang menyampaikan bahwa IKN adalah TOD yang sesungguhnya, hal itu memang benar adanya. Ini harus kita bangun dan wujudkan secara terarah,” ujar Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto seperti dilansir dari Antara, Jumat (25/3/2023).
Iwan menambahkan, salah satu key performance indicator (KPI) dari pembangunan IKN adalah masyarakat bisa 10 menit berjalan kaki dari hunian ke area perkantoran dan publik.
”Caranya adalah dengan melakukan penataan ruang IKN itu dengan orientasi konsep TOD,” ujar Iwan Suprijanto.
Menurut Iwan, IKN menjadi solusi karena pemindahan IKN ke Kalimantan Timur harus dimulai dengan pembangunan konsep baru. Hal itu supaya tidak terjadi masalah-masalah di kemudian hari.
”Ini bertujuan supaya bagaimana konsep pembangunan IKN sudah bisa mengakomodir konsep TOD tersebut,” tutur Iwan Suprijanto.
Sebelumnya, konsultan properti Knight Frank Indonesia mengungkapkan, proyek pembangunan hunian vertikal yang terintegrasi di IKN Nusantara dapat menjadi arahan untuk membangun kota secara terpadu (compact city) bagi wilayah-wilayah lain di Indonesia.
Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan, tujuan akhir dari pembangunan kota terpadu adalah efisiensi dari kota tersebut. Sehingga, mobilitas dapat dikendalikan, di mana ruang-ruang yang terintegrasi antara fungsi permukiman dengan komersial serta fungsi-fungsi pendukung.
”Konsep pembangunan perumahan di IKN mengikuti rencana fungsi tata ruang yang meliputi kawasan fungsi campuran (mixed-used) dan heterogenitas demografi di IKN Nusantara,” terang Syarifah Syaukat.
Dia menambahkan, kawasan fungsi campuran mengacu pada penciptaan berbagai kegiatan dan fungsi dalam satu area lingkungan binaan (built environment). Heterogenitas demografi mengacu pada penciptaan percampuran penduduk berdasar karakteristik, seperti usia, pekerjaan, pendapatan, etnis, dan ras.