LIKUEFAKSI akibat gempa dijadikan bahan kabar hoax dan dikaitkan dengan gempa Cianjur. Narasi tersebut disertai dengan video yang memperlihatkan pergerakan tanah yang terkesan dari simulasi foto udara.
”Ngeri banget ka.gesernya jauh banget,’’ tulis akun TikTok Info Maszeeh pada Selasa (22/11). Posting-an akun tersebut juga menyertakan keterangan yang menyebut di Cianjur. ’’Pergerakan Tanah Pasca Gempa Cianjur,’’ begitu keterangannya (s.id/PascaGempa)
Tak hanya itu, akun TikTok lainnya juga mengunggah video serupa. Salah satunya, akun TikTok Yuli Adistia. ’’Terlihat sangat jelas pergeseran tanah setelah gempa (Cianjur 21/11/2022),’’ begitu penggalan keterangannya (s.id/SetelahGempa).
Video yang beredar di aplikasi TikTok itu mirip dengan situasi dan kondisi likuefaksi di Sulawesi. Tak ada keterangan resmi hingga kemarin yang menyebutkan adanya likuefaksi yang menyertai gempa bumi di Cianjur.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM Hendra Gunawan mengatakan, berdasar pemetaan Badan Geologi melalui PVMBG, Kabupaten Cianjur merupakan salah satu daerah dengan tingkat kerawanan gempa bumi tinggi. ’’Terlebih informasi dari BMKG, sumber gempanya merupakan gempa bumi dangkal yang tidak jauh dari patahan aktif sesar baribis sehingga tidak heran kalau cukup terdampak oleh guncangan dari gempa,” katanya. Anda dapat membacanya di s.id/GempaDangkal.
Berdasar penelusuran, rekaman likuefaksi itu sudah beredar beberapa tahun yang lalu. Kanal YouTube Kompas TV mengunggah rekaman citra satelit atas pergerakan tanah yang terjadi di Perumahan Petobo setelah gempa bumi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Video itu diunggah pada 6 Oktober 2018.
Judul video itu berbunyi, Begini Citra Satelit Likuefaksi Tanah di Petobo. Keterangan tersebut menjelaskan bagaimana permukiman warga terseret oleh lumpur akibat likuefaksi. Fenomena itu biasanya terjadi pascabencana gempa bumi. Anda dapat melihatnya di s.id/Likuefaksi2018. (zam/c6/jun)
—
FAKTA
Video citra satelit itu memperlihatkan kondisi Perumahan Petobo setelah terjadi gempa bumi di Palu dan Donggala pada 2018.