PENYEBARAN isu tentang penculikan anak kecil begitu masif di media sosial. Video-video lama kasus kriminal diunggah lagi dan dibumbui sebagai kasus penculikan anak. Misalnya, sebuah video yang diviralkan di Facebook. Dinarasikan pada keterangan video itu, pelaku penculikan tertangkap di Blitar dan korban penculikan selamat.
’’Sekilas info Penculik anak tertangkap basah di Srengat Blitar Kemaren siang Rabu tgl 01-02-2023. Beruntung sang anak tertolong oleh warga yg melihat nya,’’ tulis akun Facebook Kembar Merona. Unggahan itu lantas di-share belasan akun lainnya (s.id/PelakuBlitar).
Video 30 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang menjadi sasaran amukan warga. Total ada enam orang yang terlihat menghajar pria tersebut hingga tak berdaya. Bahkan sampai berteriak dan memohon ampun, tapi tak digubris.
Dari hasil penelusuran menggunakan situs padanan gambar, video penganiayaan itu beredar antara 2021–2022. Lokasi yang disebutkan juga berbeda-beda. Mulai kawasan Sumatera, Kalimantan, hingga beberapa daerah di Jawa.
Beberapa akun resmi milik kepolisian turut mengunggah klarifikasi bahwa video pemukulan itu tak berkaitan dengan penculikan. Salah satunya di media sosial Humas Polda Kalteng. Anda dapat membacanya di s.id/HoaxPenculikanAnak.
Penelusuran lainnya, Jawa Pos menemukan sebuah utas percakapan di Twitter yang mengunggah video serupa. Salah satu akun mengklaim penculikan di Sulawesi. Kemudian, salah satu akun mengunggah capture klarifikasi yang menyebutkan situasi itu merupakan kasus rudapaksa.
’’KLARIFIKASI PERIHAL VIDEO YANG VIRAL KASUS PENCULIKAN ANAK. KASUS SEBENARNYA ADALAH BAPAK MEMPERKOSA MENANTUNYA,’’ tulis akun Twitter @etjaaaaaa yang diunggah pada 4 Januari 2022.
Pelaku rudapaksa disebutkan bernama Dikdik, yang tak lain mertua korban sendiri. Anda dapat melihatnya di s.id/KasusRudapaksa.
Beberapa portal berita kredibel seperti news.detik.com memberitakan peristiwa yang terjadi di Desa Cikeusal, Tasikmalaya, Minggu, 19 Desember 2021.
Pada berita itu disebutkan, Kepala Desa Cikeuasal Rahmat Ali mengatakan bahwa aksi persetubuhan dilakukan pelaku saat istri dan anak tirinya bekerja di luar kota. Pelaku dan korban yang dinikahi anak tirinya itu tinggal satu rumah.
’’Ya Pak Dik ini tinggal satu rumah dengan menantunya dan anak tiri laki-lakinya yang sudah menikah. Istrinya bekerja di Bekasi, jarang pulang,’’ katanya.
Dengan begitu, jelas kasus itu bukan penculikan anak. Lalu, pengeroyokan itu juga terkait dengan kasus tersebut. Anda dapat melihatnya di s.id/BukanPenculikan.
FAKTA
Pengeroyokan karena kasus rudapaksa terjadi di Tasikmalaya pada Desember 2021. Tidak ada kaitannya dengan penculikan anak.