ISU penculikan anak yang disertai dengan rekayasa video masih dapat ditemukan di beberapa platform media sosial. Bahkan, sampai menggunakan dubbing berbahasa Madura. Dinarasikan terjadi penculikan di Bangkalan.
’’Org madura tolong sebarkan, ini ke jadiannya di bangkalan penculiknya pake mobil avanza Astagfirullah,’’ tulis akun Facebook Cyber Army Madinah Anonymous 404 pada 31 Januari 2023.
Rekaman 30 detik itu memperlihatkan leher anak yang tersayat benda tajam. Lukanya cukup lebar dan dalam. Video itu disertai pula dengan suara berbahasa Madura (s.id/TersayatPenculik).
Salah satu yang janggal dari unggahan tersebut adalah suara pengisi video. Pengisi suara berbicara bahasa Madura itu diduga kuat dubbing.
Radar Madura (Jawa Pos Group) turut mengklarifikasi kabar terkait penculikan anak di Bangkalan itu. Kapolres Bangkalan AKBP Wiwit Ari Wibisono menjelaskan, video tentang percobaan penculikan yang beredar luas di medsos itu tidak benar. Dia juga memastikan video tersebut direkayasa dengan tambahan pengisi suara atau dubbing.
”Isu penculikan anak dengan luka sayatan di lehernya adalah hoax,” tegasnya. Anda dapat membacanya di s.id/HoaxPenculikanBangkalan.
Berdasar penelusuran situs padanan gambar, Jawa Pos diarahkan ke foto seorang anak yang diunggah di situs berbahasa Urdu, Pakistan, pada 2018.
Foto itu jadi ilustrasi betapa bahayanya benang layang-layang karena dapat melukai bahkan mengakibatkan kematian. Anda dapat melihatnya di s.id/KorbanSenarLayangan.
Portal Metro.co.uk pada 18 Januari 2023 mengabarkan ada enam orang (termasuk tiga anak) tewas di sebuah festival layang-layang di India.
Leher mereka terkena sayatan tali layang-layang yang diperkuat dengan serbuk logam dan kaca. Anda dapat membacanya di s.id/LogamDanKaca.
FAKTA
Foto menampilkan anak terluka di lehernya akibat senar layang-layang. Foto itu beredar sejak 2018 dan diunggah oleh portal asal Pakistan.