Jakarta – Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, tingkat keuntungan atau hasil dari investasi dalam Surat Berharga Negara (SBN) saat ini sangat menguntungkan secara kompetitif.
“Menjadikan SBN kita sangat kompetitif dan sangat diburu investor. Hal ini menjadikan Indonesia mampu melakukan pricing dari sisi harga,” kata Sri Mulyani, dalam konferensi pers APBN Kita edisi Juni 2023, Senin (26/6/2023)
Arus Investasi Surat Berharga Negara Masuk Terus Meningkat
Pernyataan ini berdasarkan pada fakta bahwa terus terjadi arus masuk investasi yang positif, sejalan dengan kondisi ekonomi yang baik dan pencapaian yang positif dalam kebijakan fiskal dan moneter.
Terbukti, yield spread SBN tenor 10 tahun Indonesia dan US Treasury atau surat utang AS tenor 10 tahun berada di bawah 300 basis poin atau tepatnya 254 basis poin.
Ini lebih rendah dari Filipina dan India. Kedua negara ini, kata Sri Mulyani, memiliki kinerja ekonomi yang relatif baik.
“Lihat negara Latin Amerika dan Afrika Selatan yang sama-sama emerging market, namun dari sisi yield surat berharga mereka spreadnya sangat besar,” paparnya.
Dari data Sri Mulyani, yield spread Afrika Selatan bahkan mencapai 815 basis poin, Brazil 723 basis poin dan Meksiko 417 basis poin.
Sri Mulyani menambahkan pencapaian Indonesia ini diraih tidak mudah, karena kondisi global dihantui oleh tren kenaikan suku bunga acuan. Alhasil, banyak negara saat ini harus membayar bunga utang yang sangat tinggi akibat dampak global yang mengalami guncangan.
Di sisi lain, arus modal asing yang masuk ke dalam negeri masih tetap kuat di tengah tren kenaikan suku bunga di negara maju, termasuk Fed Fund Rate dan pertumbuhan US Treasury.
Sri Mulyani menuturkan bahwa hal ini ditunjukkan dari level credit default swap atau CDS Indonesia yang terus turun.
“Ini mengambarkan confidence dan persepsi terhadap ekonomi Indonesia ditopang oleh kebijakan fiskal dan moneter yang prudent dan kombinasi yang baik untuk terus menjaga perekonomian kita dilihat positif oleh investor,” ujarnya.