Jakarta – Dewan produsen minyak kelapa sawit mengungkapkan bahwa petani kecil menjadi fokus utama dan merupakan komponen yang sangat penting bagi negara-negara produsen. Persentase dominasi petani kecil dalam produksi kelapa sawit berkisar antara 40-70%, seperti yang terjadi di Indonesia dan negara-negara Amerika Latin.
Menurut Sekretaris Jenderal Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), Rizal Affandi Lukman, “Di negara-negara Amerika Latin, petani kecil menjadi dominan dengan persentase lebih dari 70%, sementara di Indonesia, petani kecil menyumbang 41% luas perkebunan kelapa sawit, dan di Malaysia sekitar 26-27%. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya perhatian terhadap para pemilik kebun kecil oleh CPOPC.” Demikianlah pernyataan yang disampaikan oleh Rizal Affandi Lukman dalam acara Sawit Week pada hari Selasa (4/7/2023).
CPOPC Memperkuat Diplomasi dan Kampanye Sawit di Tengah Hambatan Eropa
Dia menambahkan CPOC terdiri dari negara utama penghasil minyak kelapa sawit terbesar, Indonesia dan Malaysia mendominasi 80% produksi secara global. Tetangga baru Indonesia, Papua Nugini, kini juga bergabung di CPOC yang akan menambah kekuatan diplomasi dan kampanye.
“Bisa bertukar pengalaman bagi para petani kecil dan perlu dilakukan karena small holders menjadi bagian penting yang ada di dalam kerja sama CPOPC,” ujarnya.
Langkah-langkah kerja sama dan diplomasi dapat dilakukan di bawah naungan CPOPC, terutama di tengah upaya Eropa menjegal produk kelapa sawit.
Indonesia hanya memiliki waktu tersisa 18 bulan sebelum Undang-undang Antideforestasi Uni Eropa (EU Deforestation Regulation/ EUDR) masuk dalam tahap entry into force. Pemberlakuan UU itu diterima semua negara di UE dan diratifikasi.
Seperti diketahui, EUDR mulai diberlakukan pada medio Mei 2023 lalu. Dan dijadwalkan entry into force pada akhir tahun 2024 nanti.
Indonesia dan Malaysia, sebagai 2 produsen utama minyak sawit dunia, telah menyampaikan keberatan atas pemberlakuan UU tersebut. Melalui misi bersama ke Brussel, Belgia pada akhir Mei 2023.
Misi itu difasilitasi CPOPC, dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto jadi Ketua Delegasi Indonesia dan Deputi Perdana Menteri/ Menteri Perladangan dan Komoditas Dato’ Sri Haji Fadillah bin Haji Yusof jadi Ketua Delegasi Malaysia.