Dilansir dari Space, gambar satelit dari tumpukan pakaian di gurun Atacama, Chili, menunjukan perubahan dalam dalam industri fashion. “Pakaian di gunung sebagian besar diproduksi di China atau Bangladesh, dan kemudian dikirim ke toko-toko di AS, Eropa, dan Asia,” tulis Agence France-Presse, dikutip Jumat (23/6/2023).
Gunung Pakaian Mengancam Ekosistem Gurun Atacama
Pada tanggal 10 Mei, sebuah gambar dengan resolusi 20 inci (sekitar 50 sentimeter) diunggah ke blog Skyfi, yang menunjukkan bahwa gunung limbah pakaian tersebut telah bertambah besar jika dibandingkan dengan kota terdekat.
Dilanjutkan laporan itu, pada tahun 2021, diperkirakan sekitar 59.000 ton pakaian tiba di wilayah tersebut setiap tahun, masuk melalui pelabuhan Iquique, di dekatnya, di Zona Bebas Alto Hospicio, di Chili utara.
Beberapa pakaian dibeli pedagang pakaian dari ibu kota Chili, Santiago, yang berjarak 1.100 mil (1.800 kilometer) di selatan gunung pakaian, dan beberapa diambil penyelundup pakaian untuk dijual kembali di Amerika Latin.
“Bahkan dengan ini dipertimbangkan, gunung pakaian yang dibuang masih tumbuh sebesar 39.000 ton per tahun,” jelasnya.
Pakaian tidak dapat dikirim ke tempat pembuangan sampah kota, karena tidak dapat terurai secara hayati dan berisi produk kimia, seperti Franklin Zepeda, pendiri Ecofibre, perusahaan yang mengubah pakaian menjadi panel isolasi.
“Dengan aplikasi web dan seluler kami, siapa pun dapat mengakses citra satelit untuk mengkonfirmasi cerita dan melihat dunia dari perspektif baru,” tulis Skyfi.