Jumat, Mei 23, 2025
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman
Wartasia.com
  • Politik
  • Nasional
  • Daerah
No Result
View All Result
  • Politik
  • Nasional
  • Daerah
No Result
View All Result
Wartasia.com
No Result
View All Result
Beranda Lainnya

Lubang Hitam Raksasa di Bima Sakti Meledak 200 Tahun yang Lalu, Para Ilmuwan NASA Temukan Bukti Baru

Salah satu penjelasan yang mungkin diajukan adalah bahwa sinar-X ini tidak berasal dari awan gas. Namun, dipantulkan setelah ledakan dari lubang hitam raksasa, yang diberi nama Sagitarius A* yang memiliki massa 4,1 juta kali matahari.

Adi Rizki Ramadhan Adi Rizki Ramadhan
23 Juni 2023
in Lainnya
2
Lubang Hitam Raksasa

Pesawat ruang angkasa IXPE NASA mendeteksi keberadaan lubang hitam monster di Bima Sakti yang mengeluarkan ledakan besar 200 tahun yang lalu. Foto/NASA/Space

90
SHARES
749
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappShare ke Twitter
Florida – Para ilmuwan NASA dengan menggunakan Pesawat Ruang Angkasa IXPE berhasil menemukan bukti keberadaan sebuah lubang hitam di Bima Sakti yang mengalami ledakan besar sekitar 200 tahun yang lalu. Temuan ini didasarkan pada pantulan gema dari ledakan yang terjadi pada awan gas di sekitarnya.
Dalam pengamatan mereka, para astronom melihat bahwa lubang hitam  supermasif di pusat galaksi Bima Sakti telah terbangun dan mengeluarkan semburan sinar-X yang sangat kuat pada sekitar abad ke-19. Para peneliti juga memperhatikan bahwa awan besar gas molekul pembentuk bintang terlihat lebih terang dalam spektrum sinar-X, dikutip dari laman Space, Kamis (22/6/2023).

Lubang Hitam Raksasa Memiliki Massa 4,1 Juta Kali Matahari

Salah satu penjelasan yang mungkin diajukan adalah bahwa sinar-X ini tidak berasal dari awan gas. Namun, dipantulkan setelah ledakan dari lubang hitam raksasa, yang diberi nama Sagitarius A* (Sgr A*) yang memiliki massa 4,1 juta kali matahari.

Ledakan yang relatif baru terjadi ketika Sagitarius A* melahap sesuatu, dan kilatan sinar-X dipantulkan oleh awan gas molekuler di sekitar lubang hitam. Pesawat ruang angkasa Pencitraan X-ray Polarimetry Explorer (IXPE) dapat mengukur polarisasi cahaya sinar-X dari peristiwa semacam itu.

Polarisasi mengacu pada gelombang cahaya yang berosilasi ke arah yang diinginkan, untuk mengungkapkan informasi tentang bagaimana cahaya dihasilkan dan dipantulkan. IXPE menemukan bahwa gema sinar-X memiliki sudut polarisasi yang konsisten dengan asal ke arah Sagitarius A*.

Sekarang, tim yang dipimpin oleh Frederic Marin dari University of Strasbourg telah menggunakan satelit Pencitraan X-ray Polarimetry Explorer (IXPE) NASA telah menemukan bukti kuat keberadaan lubang hitam monster itu. Sekaligus memperkirakan kapan terbentuknya lubang hitam itu.

Gaya pasang surut gravitasi di sekitar lubang hitam sebesar Sagitarius A* cukup kuat untuk merobek apa pun yang berkeliaran di dekatnya. Proses ini melepaskan semburan sinar-X saat awan gas, bintang, atau bahkan asteroid terkoyak.

Kemudian, puing-itu puing membentuk cakram material panas yang berputar ke dalam perut lubang hitam. Kekuatan polarisasi menunjukkan bahwa sinar-X dipancarkan lebih dari 200 tahun yang lalu dalam sebuah peristiwa yang berlangsung kurang dari satu setengah tahun.

“Pekerjaan kami menyajikan potongan bukti yang hilang bahwa sinar-X dari awan molekul raksasa disebabkan oleh refleksi dari suar yang intens. Namun, kejadian itu berumur pendek yang dihasilkan di atau di dekatnya Sgr A*,” kata Marin dikutip SINDOnews dari laman Space, Kamis (22/6/2023).

Kecerahan gema sinar-X menunjukkan bahwa semburan ini meningkatkan luminositas sinar-X lubang hitam satu juta kali lipat dibandingkan dengan keadaan tidak aktifnya. Jumlah total energi yang dilepaskan diperkirakan antara 1039 – 1044 ergs.

Ini sebanding dengan jenis galaksi aktif yang disebut Seyfert, yang memiliki lubang hitam supermasif yang memakan materi dalam jumlah besar dalam jangka waktu yang lebih lama. Belum diketahui persisnya benda langit apa yang jatuh dekat dengan Sagitarius A* sehingga dicabik-cabik.

Tags: Galaxy Bima SaktiLubang Hitam RaksasaNASA
Previous Post

Dua Astronot Rusia Siapkan Misi Spacewalk untuk Pasang Alat Komunikasi Baru di ISS

Next Post

Pembahasan RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) Masih Tertunda hingga Tahun 2023

Next Post
RUU EBET

Pembahasan RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) Masih Tertunda hingga Tahun 2023

Comments 2

  1. binance says:
    6 bulan ago

    Thanks for sharing. I read many of your blog posts, cool, your blog is very good.

  2. binance says:
    6 bulan ago

    I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERLANGGANAN BERITA & ARTIKEL

Wartasia.com

© 2023 PT Media Wartasia Indonesia

Navigate Site

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman

Follow Us

No Result
View All Result
  • Politik
  • Nasional
  • Daerah

© 2023 PT Media Wartasia Indonesia