Balikpapan – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) mendapat kesempatan sekaligus tantangan dari pemerintah pusat untuk mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan.
Tidak tanggung-tanggung, Kementerian Pertanian akan mengalokasikan anggaran sebanyak Rp500 miliar tahun ini untuk mendukung Kaltim merealisasikan program tersebut.
“Kami siapkan minimal Rp500 miliar untuk mendukung swasembada pangan, terutama beras,” Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Kamis, 8 Mei 2025.
Hal itu disampaikannya saat memimpin Rapat Koordinasi Luas Tambah Tanam dan Optimalisasi Lahan Bersama Menteri Pertanian (Mentan) di Markas Kodam VI Mulawarman.
Dukungan pemerintah pusat dalam sektor pertanian, karena Kaltim merupakan provinsi penyangga Ibu Kota Nusantara. Realisasi pencapaian swasembada beras di Benua Etam ditargetkan paling lambat tahun depan.
Target itu ditetapkan karena sebagian kebutuhan beras di Kaltim masih dipenuhi dari pasokan Sulawesi dan Jawa. Dari total kebutuhan 450.000 ton, sekitar 40 persen di antaranya diambilkan dari dua pulau tersebut.
Oleh karena itu, pemerintah pusat berkomitmen mengubah situasi ini melalui investasi besar-besaran pada sektor pertanian di Kaltim.
Ia menyebut, langkah-langkah yang akan dilakukan antara lain mempercepat program cetak sawah dan optimalisasi lahan (oplah), mengamankan kecukupan pupuk dan memperbaiki irigasi.
Penggunaan teknologi modern seperti traktor otomatis dan drone juga bisa menjadi pilihan untuk menarik minat generasi muda bertani.
Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud sangat antusias menyambut program swasembada pangan dengan kesiapan untuk bersinergi dan berakselerasi bersama pemerintahan pusat.
Politikus Partai Golongan Karya (Golkar) itu menyebut, Kaltim memiliki luas tanah 127.000 km2 yang sebagian difungsikan untuk tambang dan sawit.
“Di luar tambang dan sawit, masih ada ratusan ribu hektare lahan kosong yang siap dibuka untuk sektor pertanian,” tegasnya.
Harum, sapaan akrabnya menjelaskan, program swasembada pangan untuk Kaltim merupakan program yang tepat sasaran.
Selain lahan yang luas, saat ini Kaltim juga masih memiliki ketergantungan mendatangkan pangan 30-50 persen dari wilayah lain, khususnya dari Sulawesi dan Jawa.
“Jadi, sudah tepat dan pas sekali bapak Mentan datang ke Kaltim,” ucapnya.