Jakarta – Kelompok tentara bayaran Wagner yang terlibat dalam upaya kudeta di Rusia telah berdampak buruk bagi China, dengan beberapa pengusaha di selatan China dilaporkan mengambil langkah cepat untuk melindungi bisnis mereka. Mereka bahkan telah menghubungi pabrik-pabrik untuk menghentikan pengiriman barang yang seharusnya dikirim ke Kremlin. Akibatnya, para pengusaha China yang beroperasi di wilayah tersebut dilanda kepanikan.
“Kami pikir akan ada masalah besar,” kata kepala badan perdagangan untuk perusahaan di provinsi Fujian selatan China, Shen Muhui, mengingat perebutan di antara anggotanya yang mengekspor suku cadang mobil, mesin dan pakaian ke Rusia, dikutip Reuters, Rabu (28/6/2023).
Keraguan Investasi China di Rusia Meningkat Setelah Gagalnya Upaya Kudeta di Rusia
Meski upaya kudeta Wagner dibatalkan, beberapa eksportir ini sekarang mempertanyakan ketergantungan mereka di masa depan pada sekutu terdekat Beijing tersebut. Meski krisis mereda mereka tak bisa memprediksi apa yang terjadi nanti
“Meskipun krisis telah mereda, beberapa orang tetap berada di sela-sela, karena mereka tidak yakin apa yang akan terjadi nanti,” tambahnya, menolak menyebutkan nama perusahaan yang menghentikan pengiriman.
China adalah mitra dagang utama Rusia. Di mana Beijing mengekspor segala sesuatu mulai dari mobil hingga telepon pintar dan menerima minyak mentah murah Rusia yang menghadapi sanksi di sebagian besar dunia.
Ini pun termasuk sektor energi, yang memicu lonjakan perdagangan antara Rusia dan China sebesar 40% dalam lima bulan pertama tahun ini. Ada beberapa tanda kehati-hatian di China.
“Jika Rusia kalah perang atau melihat perubahan dalam kepemimpinan domestik, itu akan menciptakan ketidakpastian besar bagi investor China,” kata kepala penelitian energi China di The Oxford Institute for Energy Studies, Michal Meidan.
Salah satunya ditunjukan dengan Beijing belum menandatangani kesepakatan untuk pipa gas baru yang menghubungkan keduanya meskipun ada dorongan dari Moskow.
Sementara China sangat penting bagi perekonomian Rusia, perdagangan China dengan negara-negara seperti Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan Jepang mengecilkan hubungannya dengan Rusia.
“Beijing sekarang memiliki lebih banyak alasan untuk memiliki lebih banyak reservasi dan menjadi lebih transaksional dalam berurusan dengan Putin Rusia,” kata Wen-Ti Sung, seorang ilmuwan politik di Universitas Nasional Australia.
“Tidak ada gunanya melakukan investasi jangka panjang pada seseorang yang mungkin tidak dapat bertahan dalam jangka panjang secara kredibel,” tambahnya.
Para komentator nasionalis China juga mulai buka suara. Yang Jun, seorang profesor di Universitas Ilmu Politik dan Hukum China Beijing, menulis sebuah komentar yang diterbitkan pada Sabtu yang menyerukan China untuk secara langsung mendukung Ukraina untuk menghindari terseret ke dalam rawa perang oleh Rusia.
“Dengan perkembangan situasi saat ini dan tren perang… (China) harus lebih lanjut menyesuaikan posisinya terhadap Rusia dan Ukraina, memperjelas sikapnya, dan dengan tegas berdiri di pihak pemenang sejarah,” tulisnya melalui surat kabar Singapura berbahasa Mandarin Lianhe Zaobao.
Tidak jelas apakah artikel Yang ditulis sebelum pemberontakan Wagner. Namun, akademisi berbasis China lainnya mengatakan Beijing tidak akan mengubah sikapnya terhadap Rusia sebagai akibat dari insiden tersebut.
Di sisi lain, kementerian luar negeri China menggambarkan pemberontakan yang dibatalkan itu sebagai urusan dalam negeri Rusia. Kemlu tetap menyatakan dukungan atas upaya Moskow untuk menstabilkan situasi.
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!