Minggu, Mei 18, 2025
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman
Wartasia.com
  • Politik
  • Nasional
  • Daerah
No Result
View All Result
  • Politik
  • Nasional
  • Daerah
No Result
View All Result
Wartasia.com
No Result
View All Result
Beranda Lainnya

Penemuan Lubang Hitam Tertua oleh Teleskop James Webb

Penemuan Lubang Hitam Supermasif Tertua dalam Galaksi Usia 13,2 Miliar Tahun

Adi Rizki Ramadhan Adi Rizki Ramadhan
12 Juli 2023
in Lainnya
2
Lubang Hitam

Lubang Hitam. inet

89
SHARES
745
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappShare ke Twitter
Florida – Lewat penggunaan Teleskop James Webb di luar angkasa, para peneliti berhasil menemukan lubang hitam supermasif tertua yang pernah tercatat dalam galaksi berusia 13,2 miliar tahun.

Penemuan ini menghebohkan dan membingungkan para ilmuwan, mengingat kecepatan terbentuknya setelah Big Bang sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu. Biasanya, sebagian besar lubang hitam terbentuk sekitar satu miliar tahun yang lalu.

Para Astronom Temukan Lubang Hitam Supermasif di Galaksi CEERS

Penemuan terbaru oleh para ilmuwan telah mengungkap lubang hitam tertua yang pernah tercatat di pusat galaksi CEERS 1019, yang diperkirakan terbentuk sekitar 570 juta tahun yang lalu. Penemuan ini diharapkan akan memberikan wawasan yang berharga tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada awal pembentukan alam semesta.

Penemuan ini terjadi selama Survei Ilmu Rilis Awal Evolusi Kosmis (CEERS) yang dipimpin oleh Steven Finkelstein dari University of Texas di Austin. Black hole ditemukan ketika para ilmuwan melakukan survei tersebut.

Lubang hitam terbentuk ketika inti bintang yang sangat besar runtuh, menciptakan sebuah ruang hampa di mana cahaya tidak bisa masuk atau keluar. Ketiga black hole ini dalam CEERS dikategorikan sebagai black hole dengan massa yang lebih ringan, dan penemuan ini membantu para astronom dalam memahami bagaimana lubang hitam supermasif terbentuk dan berkembang selama miliaran tahun pertama alam semesta.

Para peneliti mengungkapkan pentingnya penemuan ini dalam mengkaji Era Reionisasi, periode di mana alam semesta diliputi oleh “kabut” yang tebal.

Selama periode ini, gas netral di alam semesta menjadi terionisasi, membuatnya transparan terhadap sinar ultraviolet. Namun, penyebab dari periode ini masih belum jelas, dan harapannya adalah bahwa Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) dapat memberikan jawabannya.

Para peneliti telah lama menyadari keberadaan black hole dengan massa yang lebih rendah di tahap awal alam semesta.

Teleskop Webb menjadi observatorium pertama yang dapat dengan jelas mengamati bentuk black hole tersebut, seperti yang diungkapkan oleh Dale Kocevski dari Colby College di Waterville, Maine.

Tags: Lubang HitamSpace Telescope
Previous Post

Jalan Tol Cileunyi – Sumedang Dawuan Siap Beroperasi Penuh

Next Post

Sektor Manufaktur Terancam PHK, Kemnaker Bentuk Dialog Tripartit untuk Solusi

Next Post
Sektor Manufaktur Terancam PHK

Sektor Manufaktur Terancam PHK, Kemnaker Bentuk Dialog Tripartit untuk Solusi

Comments 2

  1. xxxbombo.com/xxxgal657008413 says:
    8 bulan ago

    Excellent website you have here buut I wwas wondering if yyou knew oof anny message boqrds tbat cover
    the samme opics talked aboout inn this article? I’d really
    lke tto bbe a pasrt off grooup wheee I caan get feedback from other experienced
    individuaos that share the same interest. If you hve any
    suggestions, please leet me know. Manny thanks!

  2. www.binance.com'a kaydolun says:
    3 bulan ago

    Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERLANGGANAN BERITA & ARTIKEL

Wartasia.com

© 2023 PT Media Wartasia Indonesia

Navigate Site

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman

Follow Us

No Result
View All Result
  • Politik
  • Nasional
  • Daerah

© 2023 PT Media Wartasia Indonesia