Jakarta – Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan Maret 2023 ini mengalami penurunan setelah terus melonjak selama 4 bulan berturut-turut dari November 2022 hingga Februari 2023. Salah satu sektor penyumbang turunnya IKI adalah industri tekstil dan garmen.
Industri ini masih mengalami tekanan, seperti yang diakui oleh Pemerintah. Kondisi semakin memburuk akibat tren thrifting yang semakin meningkat di Indonesia, khususnya dalam penjualan pakaian bekas impor.
“Tekstil dan garmen pada 3 bulan terakhir memang jadi sorotan publik, dan kami terus kawal, masih terkontraksi,” ungkap Plt.Direktur Jenderal Industri Kima, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ignatius Warsito dalam rilis IKI Maret 2023, Jumat (31/3/23).
Secara keseluruhan, nilai IKI memang masih tergolong ekspansif karena berada di atas 50. Namun, penurunan geliat yang terjadi di beberapa sektor membuat IKI mengalami kontraksi yang cukup dalam. Pada bulan ini, IKI ada di angka 51,87, turun 0,45% dari Februari yang ada di angka 52,32%.
“IKI pada bulan Maret 2023 masih dalam fase ekspansi 51,87, meskipun melambat dibandingkan dengan bulan Februari 2023. Penurunan nilai IKI dikarenakan rata-rata penurunan nilai IKI pada 9 subsektor sebesar 2,97, lebih besar dibandingkan dengan rata-rata kenaikan nilai IKI pada 14 subsektor sebesar 1,97,” timpal Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri.
Selain Indeks Kepercayaan Industri, rujukan indek lainnya yakni Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari S&P Global tercatat mengalami penurunan pada bulan lalu atau data terbaru. Sedangkan data PMI Maret belum rilis.
“PMI Indonesia di posisi 51,2 pada bulan Februari, atau juga mengalami penurunan sedikit dari 51,3 pada bulan Januari,” sebutnya.