Jakarta- Bakal calon presiden Anies Baswedan telah dikritik terkait kebijakan subsidi kendaraan listrik yang dinilai tidak efektif dalam menekan polusi dan emisi karbon di Indonesia. Meskipun tujuannya adalah untuk mendorong penggunaan kendaraan yang ramah lingkungan, banyak pihak yang meragukan efektivitas dari kebijakan tersebut.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro memandang kebijakan subsidi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) harus dilihat secara utuh dari hulu ke hilir. Dimana jika sumber energi mobil listrik masih berbasis energi fosil (PLTU). Maka kebijakan ini tak efektif menekan emisi namun jika fundamental energi listrik sudah green energy maka kebijakan ini tepat.
Sementara Anggota Dewan Energi Nasional (DEN). Satya Widya Yudha mengatakan subsidi mobil listrik tidak lepas dari proses transisi energi bersih di Indonesia. Dimana langkah pengembangan infrastruktur dan ekosistem kendaraan listrik maka diharapkan mampu menekan emisi.
Seperti apa ahli melihat kritikan terhadap kebijakan subsidi kendaraan listrik? Selengkapnya simak dialog Syarifah Rahma dengan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur & Transportasi Kemenko Marves. Rachmat Kaimuddin serta Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Satya Widya Yudha dan Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro dalam Squawk Box. CNBCIndonesia (Selasa, 16/05/2023).