Jumat, Mei 16, 2025
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman
Wartasia.com
  • Politik
  • Nasional
  • Daerah
No Result
View All Result
  • Politik
  • Nasional
  • Daerah
No Result
View All Result
Wartasia.com
No Result
View All Result
Beranda Pendidikan

Noviyatul Ajak Jurnalis Perempuan untuk Saling Mendukung

Andi Andi
26 April 2025
in Pendidikan
0
Noviyatul Ajak Jurnalis Perempuan untuk Saling Mendukung

Teks: Mantan Ketua AJI Samarinda, Noviyatul

90
SHARES
746
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappShare ke Twitter

Samarinda – Mantan Ketua AJI Samarinda, Noviyatul, mengatakan keterlibatan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dalam diskusi ini merupakan bagian dari komitmen organisasi untuk terus membangun kesadaran kritis di kalangan jurnalis, terutama terkait risiko yang dihadapi oleh perempuan di lapangan.

Ia katakan, hari ini diskusi soal dominasi militer dan ancaman terhadap jurnalis perempuan, dan juga berbagi pengalaman tentang kondisi jurnalis perempuan di Kaltim dan menarik isu-isu dari nasional.

Teks: Diskusi Jurnalis Perempuan Samarinda

Menurutnya, forum ini bagus dan terbuka bagi semua gender karena penting bagi laki-laki untuk memahami tantangan yang dihadapi perempuan dalam dunia jurnalistik.

“Kita harus menguatkan solidaritas, terlepas dari lembaga asal, kalau sudah sesama jurnalis harus saling mendukung agar lebih kuat ke depan,”ungkap Noviyatul saat menjadi narasumber diskusi yang digelar Perempuan Mahardhika, Sabtu, 26 April 2025, di Aula PWI Kaltim.

Titah perwakilan Komite Basis Jurnalis Perempuan Mahardhika Samarinda, menekankan pentingnya ruang aman bagi jurnalis perempuan. Menurutnya, dominasi militer yang masuk ke ranah sipil semakin memperbesar kerentanan yang dialami perempuan, terutama mereka yang berprofesi sebagai jurnalis.

“Kami membangun ruang aman agar jurnalis perempuan bisa berserikat, mengadu, dan berbagi pengalaman aksi kekerasan yang mereka alami,”ucap Titah.

Lebih lanjut, Ia mencontohkan beberapa kasus kekerasan terhadap jurnalis perempuan, seperti teror terhadap jurnalis Francisca Christy yang menerima ancaman berupa kepala babi dan bangkai tikus, serta kasus Juwita yang awalnya diduga kecelakaan tunggal, namun belakangan terungkap sebagai pembunuhan oleh oknum anggota TNI.

“Ini adalah bentuk nyata femisida, di mana seseorang dibunuh karena identitas gendernya,”terangnya.

Dari data yang terhimpun oleh AJI Indonesia, pada tahun 2024 tercatat sebanyak 73 insiden kekerasan terhadap jurnalis, dengan tujuh di antaranya melibatkan jurnalis perempuan.

Pada awal tahun 2025, data menunjukkan ada 23 kasus kekerasan terhadap jurnalis, lima di antaranya dialami oleh perempuan. Sebagian besar kekerasan ini dilakukan oleh pihak aparat keamanan, seperti polisi dan TNI dan oleh individu atau kelompok masyarakat yang tidak dikenal.

Tags: AJIFJPIJurnalis PerempuanPerempuan MahardhitaPWISamarindaTindak Kekerasan
Previous Post

Bupati Kukar Inginkan Kopi Sebagai Identitas Budaya Lokal

Next Post

Kuasa Hukum AN Sebut Ada Tujuh Pasal Dakwaan

Next Post
Kuasa Hukum AN Sebut Ada Tujuh Pasal Dakwaan

Kuasa Hukum AN Sebut Ada Tujuh Pasal Dakwaan

BERLANGGANAN BERITA & ARTIKEL

Wartasia.com

© 2023 PT Media Wartasia Indonesia

Navigate Site

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman

Follow Us

No Result
View All Result
  • Politik
  • Nasional
  • Daerah

© 2023 PT Media Wartasia Indonesia