Gresik – Indonesia sebentar lagi akan memiliki pabrik emas “raksasa”. Tak tanggung-tanggung, sebesar 50 ton atau 50 ribu kilo gram (kg) emas per tahun akan dihasilkan dari pabrik ini.
Pabrik emas yang dimaksud di sini yaitu pabrik Precious Metal Refinery (PMR) milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur.
Target beroperasi Mei 2024
Produksi emas itu dilakukan dari hasil olahan produk sampingan konsentrat tembaga yakni Lumpur Anoda sebanyak 6.000 ton per tahun.
Manager Technical Affairs dan Smelting Project Support PT Freeport Indonesia Erika Silva mengatakan, pabrik ini ditargetkan akan beroperasi pada Mei 2024 mendatang.
“Lumpur anoda bisa menghasilkan emas sebanyak 50 ton per tahun, perak 210 ton per tahun dan lainnya sampai ke timbal,” ungkap Erika saat ditemui di Area KEK JIIPE, Gresik, dikutip Kamis (30/3/2023).
Pabrik emas ini juga merupakan bagian dari fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga Freeport. Pabrik tembaga ini juga merupakan pabrik tembaga single line terbesar di dunia, dengan kapasitas pengolahan konsentrat tembaga 1,7 juta ton per tahun dan menghasilkan 600 ribu ton katoda tembaga per tahunnya.
Sampai pada Februari 2023 ini, Freeport Indonesia mencatat pembangunan pabrik tembaga terbesar dunia ini sudah mencapai 56,5% sesuai dari yang ditargetkan.
Berdasarkan pantauan di lapangan, kemajuan fisik pembangunan pabrik tembaga Freeport di Gresik ini memang sudah banyak kemajuan dibandingkan dengan fisik pada saat Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pada Oktober 2021.
Erika menyampaikan, bahwa pihaknya menargetkan, penyelesaian konstruksi fisik selesai di akhir Desember 2023, Dilanjutkan pre-commissioning dan commissioning hingga akhir Mei 2024.
“Mulai beroperasi ditargetkan pada akhir Mei 2024,” ungkap Erika.
Cadangan Emas RI ‘Raksasa’
Besarnya pabrik emas yang akan dimiliki Indonesia ternyata tak terlepas dari besarnya “harta karun” yang terdapat di Tanah Air.
Indonesia merupakan pemilik cadangan emas terbesar kelima di dunia, setelah Australia, Rusia, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan.
Berdasarkan data USGS 2020 yang diolah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia tercatat memiliki 2.600 ton Au (emas) atau 5% dari total cadangan emas dunia sebesar 50.300 ton Au.
“Indonesia memiliki cadangan emas lima besar di dunia, artinya Indonesia berperan penting dalam penyediaan bahan baku emas dunia,” tulis Booklet Emas-Perak 2020 yang dirilis Kementerian ESDM.
Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM hingga akhir 2019, total sumber daya bijih emas Indonesia tercatat mencapai 14,96 miliar ton, sumber daya logam emas sebesar 0,01 juta ton. Sedangkan cadangan bijih emas Indonesia tercatat mencapai 3,57 miliar ton dan cadangan logam 0,005 juta ton.
Dengan jumlah sumber daya sebesar itu, bahkan emas diramal bisa bertahan hingga 268 tahun ke depan.
Hal tersebut sempat diungkapkan oleh Koordinator Kelompok Kerja (Pokja) Rencana Induk Komoditas Minerba Dedi Supriyanto. Dia menyebut, hingga 2020, total sumber daya bijih emas RI mencapai 16 miliar wet metric ton (wmt) dan total cadangan bijih mencapai 4 miliar wmt.
“Secara sederhana, simulasikan berapa lama habisnya, ini umur cadangan kita asumsi tanpa penambahan cadangan produksi bijih 13,16 juta ton/tahun, cadangan 3,6 miliar ton, masih panjang umurnya 268 tahun,” ucapnya.