Samarinda–Perencanaan wilayah yang lebih luas di sekitar kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara penting untuk diperhatikan. Itu dalam rangka membangun Indonesia.
”Terus terang, dengan Pak Kepala (Otorita IKN), Pak Waka (Wakil Ketua Otorita IKN), juga bahkan Pak Presiden (Joko Widodo) saya menyarankan bahwa konsep kita ini untuk bangun Indonesia, jadi ini adalah proyek strategis dalam rangka membangun Indonesia,” kata mantan Menteri Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof Chaniago seperti dilansir dari Antara.
Menurut Adrinof, potensi daerah-daerah sejauh 30-50 kilometer dari kawasan IKN perlu direncanakan dari sekarang. Sehingga, perencanaan wilayah dan antarwilayah di Kaltim dan sekitarnya berjalan seiring pembangunan IKN.
Hal itu, kata dia, perlu dipahami pemangku kepentingan lain. Seperti pemerintah provinsi (pemprov) dan pemerintah kabupaten (pemkab).
”Sering saya berikan imajinasi dalam arti positif. Tenggarong itu potensinya luar biasa untuk menjadi kota wisata setelah hadirnya IKN di Kutai yang jarak tempuh perjalanannya hanya 1-1,5 jam dari Tenggarong,” ucap Andrinof Chaniago.
Adrinof mengatakan, kota di Kaltim itu secara infrastruktur dasar pariwisata sudah siap dikembangkan. Dia menyarankan pihak-pihak yang berkepentingan untuk menyiapkan daerah tersebut sebagai kota wisata.
Di sisi lain, kata dia, IKN, pemprov, dan pemerintah pusat, harus memberikan perhatian juga bagaimana pengembangan Samarinda, Tenggarong, Sangatta, Balikpapan, Penajam, dan seterusnya, sampai kota baru di Kalimantan Selatan.
”Ini memang satu agenda lain yang perlu disiapkan secara beriringan,” terang Andrinof Chaniago.
Menurut dia, berbagai potensi pengembangan kota-kota di sekitar IKN harus dilihat sebagai peluang positif. Meskipun bukan kewenangan Badan Otorita IKN, tetapi calon kota-kota satelit, kawasan industri yang mau ditumbuhkan, dan daerah-daerah di sekitarnya perlu dibicarakan bersama para pemangku kepentingan terkait.
Andrinof Chaniago menambahkan, salah satu misi pembangunan IKN adalah tidak mengulang apa yang terjadi di Jabodetabek atau Gerbangkertosusila (Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan) di Jawa Timur. Semuanya memusat ke satu-satunya kota inti.
”Akhirnya, timbul masalah-masalah yang sulit diatasi, yaitu macet, banjir, dan segala macam. Nah, kita harus membangun dengan konsep multicenter (untuk) menciptakan kawasan-kawasan lain yang akan terkoneksi dengan IKN,” terang Andrinof.
Reporter : Antara