UAP tendiri merupakan istilah baru untuk menggambarkan objek yang tidak dikenal. Sebab, ternyata objek-objek tersebut tidak hanya terbang di langit. Istilah UAP lebih luas, mencakup objek atau kejadian di langit, bawah air, atau di ruang angkasa yang tidak bisa segera diidentifikasi.
Pertemuan Khusus NASA Melibatkan Dana Besar dan Banyak Pihak
Kelompok khusus NASA diberikan dana sekitar USD100.000 atau Rp1,5 miliar, beranggotakan mantan astronot Scott Kelly serta 15 peneliti lainnya dari berbagai bidang. Mulai astronomi, oseanografi, hingga jurnalistik. Masing-masing dari mereka bekerja sama dengan menggabungkan keahlian yang dikuasai untuk menemukan jawaban.
Selama telekonferensi paska-pertemuan, ahli astrofisika David Spergel selaku ketua kelompok studi dan mantan anggota Dewan Penasihat NASA, membandingkan studi UAP dengan semburan radio cepat (FRB), semburan gelombang radio yang kuat dari galaksi jauh yang awalnya diperkirakan menjadi anomali.
“Kadang-kadang anomali sangat menarik dan menunjukkan fenomena fisik baru. Dan saya pikir ada sejumlah pelajaran menarik yang dipelajari di sana,” kata Spergel seperti dilansir Space.com.
“Anda harus memutuskan mencari cara di mana Anda dapat melakukan pengamatan khusus dan mengoptimalkan strategi pengamatan Anda (terhadap UAP),” tambah Spergel.
Spergel juga menyoroti soal upaya pengumpulan data saat ini terkait UAP. Menurutnya upaya tersebut tidak sistematis dan terfragmentasi di berbagai lembaga, dan kerap kali menggunakan instrumen yang tidak dikalibrasi untuk pengumpulan data ilmiah.
Kemudian, Spergel menyebut bahwa membuat klaim bahwa kita telah melihat sesuatu yang merupakan bukti kecerdasan non-manusia, diperlukan bukti yang luar biasa, dan pihaknya belum melihat hal itu, “saya pikir itu penting untuk diperjelas,” tegas Spergel.
Baca Juga: Isu Elon Musk Produksi Robot Istri Diungkapkan Prancis
UAP tendiri merupakan istilah baru untuk menggambarkan objek yang tidak dikenal. Sebab, ternyata objek-objek tersebut tidak hanya terbang di langit. Istilah UAP lebih luas, mencakup objek atau kejadian di langit, bawah air, atau di ruang angkasa yang tidak bisa segera diidentifikasi.
Pertemuan Khusus NASA Melibatkan Dana Besar dan Banyak Pihak
Kelompok khusus NASA diberikan dana sekitar USD100.000 atau Rp1,5 miliar, beranggotakan mantan astronot Scott Kelly serta 15 peneliti lainnya dari berbagai bidang. Mulai astronomi, oseanografi, hingga jurnalistik. Masing-masing dari mereka bekerja sama dengan menggabungkan keahlian yang dikuasai untuk menemukan jawaban.
Selama telekonferensi paska-pertemuan, ahli astrofisika David Spergel selaku ketua kelompok studi dan mantan anggota Dewan Penasihat NASA, membandingkan studi UAP dengan semburan radio cepat (FRB), semburan gelombang radio yang kuat dari galaksi jauh yang awalnya diperkirakan menjadi anomali.
“Kadang-kadang anomali sangat menarik dan menunjukkan fenomena fisik baru. Dan saya pikir ada sejumlah pelajaran menarik yang dipelajari di sana,” kata Spergel seperti dilansir Space.com.
“Anda harus memutuskan mencari cara di mana Anda dapat melakukan pengamatan khusus dan mengoptimalkan strategi pengamatan Anda (terhadap UAP),” tambah Spergel.
Spergel juga menyoroti soal upaya pengumpulan data saat ini terkait UAP. Menurutnya upaya tersebut tidak sistematis dan terfragmentasi di berbagai lembaga, dan kerap kali menggunakan instrumen yang tidak dikalibrasi untuk pengumpulan data ilmiah.
Kemudian, Spergel menyebut bahwa membuat klaim bahwa kita telah melihat sesuatu yang merupakan bukti kecerdasan non-manusia, diperlukan bukti yang luar biasa, dan pihaknya belum melihat hal itu, “saya pikir itu penting untuk diperjelas,” tegas Spergel.
Baca Juga: Isu Elon Musk Produksi Robot Istri Diungkapkan Prancis