Samarinda – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud segera merespons banyaknya keluhan masyarakat terkait kendaraan yang brebet atau mogok usai mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU.
“Ada dua tangki dikeluhkan masyarakat, yakni Pertamax dan Pertalite. Dalam pengecekan ini kita mengambil sample Pertamax tangki timbun apakah terkontaminasi dengan benda-benda lainnya atau pun air. Alhamdulillah semuanya Clear and Clean (CnC),” ungkanya di SPBU Karang Asam, Samarinda, Sabtu 5 April 2025.
Ia mengaku belum menerima data secara keseluruhan berapa banyak masyarakat yang mengalami kerusakan motor akibat mengisi BBM.
“Motor yang jumlahnya beratus ribu bahkan mungkin jutaan yang ada di Kaltim ini saya belum tahu berapa persentasenya,” tuturnya.
Menurutnya, masalah ini memerlukan crosscheck banyak faktor. Tidak mesti BBM sebab secara teknis semuanya sudah sesuai dengan SOP. Kondisi mesin yang memang kurang sehat juga bisa menjadi penyebab rusaknya kendaraan.
“Kendaraan wajib dilaksanakan perawatan secara berkala, baik ganti oli maupun ganti filter. Filter sendiri tentunya ada masa pemakaiannya,” tegasnya.
Selain itu, ia menyebut bisa juga dipengaruhi oleh faktor banjir. Motor yang terendam banjir akan susah nyala karena air yang masuk ke dalam mesin.
“Pada Lebaran pertama dan Lebaran ketiga air sungai naik ke darat. Perlu kita kontrol karena saya juga mengalami di beberapa tempat, motor tenggelam akhirnya mati,” ungkapnya.
Selain SPBU Karang Asam, gubernur beserta rombongan juga melakukan pengecakan ke SPBU PM Noor Samarinda.
Dalam.kegiatan sidak turut mendampingi, Sekda Kaltim Sri Wahyuni dan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim M Faisal.