Arief Tri Hardiyanto, yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) di Kementerian Komunikasi dan Informatika, berharap agar Satria-1 dapat menghuni orbitnya dengan baik dan beroperasi dengan lancar.
Satelit Satria-1: Upaya Besar Menuju Transformasi Digital Nasional
“Alhamdulillah tadi peluncuran berlangsung dengan baik. Ini capaian yang sangat hebat dan keberhasilan atas doa seluruh rakyat Indonesia, ungkapnya usai menyaksikan Peluncuran Satria-1 di Kennedy Space Center, Florida, Amerika Serikat, Minggu (18/06) waktu setempat.
Peluncuran Satria-1 sempat tertunda 17 menit dari jadwal semula pukul 18.04 waktu setempat atau Senin (19/06) pukul 05:04 WIB. Meskipun demikian, masih dalam “time window” peluncuran.
Arief Tri Hardiyanto menjelaskan setelah ini Satria-1 akan dipantau oleh Thales Alenia Space untuk memastikan seluruh perangkat bisa berfungsi dengan baik.
“Mudah-mudahan semua perangkat yang ada di SATRIA-1 dapat bekerja dengan baik solar cell dan antenanya. Dan bisa terkendali dari stasiun bumi,” tuturnya.
Plt Dirut BAKTI Kominfo menyatakan setelah itu Satria-1 akan bergerak menempati orbit 146°BT yang berada di atas langit Papua.
“Semoga seluruh tahapan berjalan lancar hingga nanti bisa menempati orbit pada bulan November 2023,” ujarnya.
Satria-1 telah diluncurkan dengan roket Falcon 9 milik Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX). Saltelit itu merupakan satelit multifungsi pertama milik Pemerintah dengan kapasitas terbesar di Asia.
Satria-1 dibangun oleh Thales Alenia Space (TAS) Prancis menggunakan platform SpaceBus NEO. Pengangkutan Satria-1 dengan kapal kargo Nordic dari perancis menuju Cape Canaveral melalui jalur laut.membutuhkan waktu 17 hari.
Pemerintah mengharapkan agar peluncuran Satria-1 berhasil dan bisa mendukung akselerasi transformasi digital nasional.
Baca Juga: Axiom Space Merencanakan Stasiun Luar Angkasa Komersial Setelah ISS